Budaya bangsa Indonesia dikenal sebagai budaya Timur yang santun dan menjunjung tinggi nilai-nilai etika kesopanan. Masyarakat Timur dikenal sebagai masyarakat yang pemalu yang memiliki unggah-ungguh dan tata krama. Namun, budaya itu kini telah terkikis dan tersingkirkan sebagai dampak negatif dari arus globalisasi dan kemajuan iptek. Satu sisi, globalisasi dan kemajuan iptek membawa pengaruh baik bagi kehidupan kita sehari-hari, namun disisi lain banyak pengaruh buruk.
Derasnya gelombang informasi sukses menutup logika masyarakat terutama para generasi muda. Mereka seperti mempunyai budaya dan agama baru sebagai pedoman, Tren. Iyaa..selama itu tren tak peduli baik atau buruk tak jadi masalah buat mereka. Moralitas mulai dihargai murah, ditukar dengan materi dan ketenaran, hingga tak ada lagi harga diri. Religius juga sering ditukar dengan kesenangan dunia. Dan budaya malu lambat laun berevolusi menjadi malu-maluin.
Fenomena yang dulu dianggap atau dinilai tabu, sekarang justru dilakukan secara kasat mata bahkan dilakukan dengan bangganya. Lihat saja apa yang menjadi tontonan masyarakat Indonesia sekarang ini. Generasi muda yang lebih senang mengikuti kehidupan budaya barat yang sudah jelas sangat bertentangan dengan budaya timur yang sangat menjunjung etika dan nilai-nilai luhur bangsa. Begitu banyak potret negatif yang terjadi akhir-akhir ini terjadi, seperti kasus porno aksi dan pornografi, narkoba, kekerasan dengan mengatas namakan agama, kasus korupsi yang banyak dilakukan oleh pejabat negara dan juga pelaku dunia hiburan yang mengumbar kemolekan tubuhnya demi uang dan ketenaran. Tindakan bergonta-ganti pasangan dan selingkuh juga telah menjadi pokok berita di infotainment.
Lalu.. Senangkah kita dibilang generasi yang berbudaya malu-maluin atau bahkan generasi yang bobrok moralnya..???
Aku yakin tak ada yang senang dibilang seperti itu. Sangat risih bukan saat generasi kita mendapat cap generasi yang bobrok moral. Maka dari itu, jujurlah pada hati nurani kita. Pasti masih ada rasa malu yang kita miliki. Kita tak usah sibuk mengurusi orang lain. Mulailah kita tumbuhkan rasa malu itu mulai dari diri kita sendiri. Malu saat kita mengambil hak orang lain, malu saat melakukan hal-hal yang tak seseau dengan ajaran agama, juga malu saat kita melakukan perbuatan yang menyimpang dari aturan-aturan, baik yang ada dalam keluarga ataupun masyarakat. Lebur ego kita.. kita tidak hidup sendiri. Bagaimanapun juga apa yang kita lakukan, besar atau kecil akan berpengaruh juga pada yang lain.
Sudah saatnya kita revolusi budaya malu-maluin menjadi budaya malu kembali agar generasi sekarang dan generasi yang akan datang dapat menjadi generasi yang tetap menjunjung tinggi nilai-nilai moral, kesantunan, dan kesopanan sehingga tidak merugikan diri kita sendiri ataupun orang lain...
0 komentar:
Posting Komentar
Silakan berkomentar sesuai dengan topik. Jangan menyisipkan link aktif pada komentar dan jangan sampai komentar Anda masuk komentar SPAM.
Jangan salahkan Saya bila komentar Anda dihapus !